Bitcoin turun di bawah $29,5K akibat selera investor terhadap aset berisiko menurun. Bitcoin turun di bawah ambang batas psikologis, setelah seminggu mampu bertahan di atas $30.000.
Melansir data dari CoinMarketCap pada Selasa (18/04/2023) pukul 08.05 WIB, Bitcoin menunjukkan pelemahan sebesar 1,46% ke posisi harga US$ 29.380,54 per koin atau setara dengan Rp436 juta per koin (asumsi kurs Rp 14.835.50/US$). Dalam sepekan terakhir, Bitcoin menunjukkan pelemahan kinerja satu minggu sebesar 1,74%.
Ethereum hari ini juga menunjukkan pelemahan sebesar 0,06% ke US$ 2.074,97 per koin atau setara dengan Rp 31 juta per koin. Penguatan mingguan terlihat pada mata uang kripto Ethereum juga dalam sepekan terakhir sebesar 8,17%.
BNB mengalami pelemahan harian sebesar 1,01% menyentuh harga US$339,76 atau setara Rp5 juta per koin. Dalam janga waktu 7 hari, BNB berada di zona hijau dengan persentase 6,64%, sehingga kapitalisasi koin saat ini berada pada nilai US$53 miliar.
Dalam jangka waktu satu minggu, top 7 mata uang kripto hanya 2 diantaranya yang mengalami penurunan, yaitu BTC (-1,74%) dan XRP (-0,64%). Sedangkan, peningkatan signifikan dalam seminggu terakhir dialami oleh ADA (+8,54%), ETH (+8,17%), dan DOGE (+7,56%).
Bitcoin sebagai cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar baru-baru ini diperdagangkan kembali mengalami penurunan di bawah ambang US$29.500 selama 24 jam terakhir. Merosotnya nilai BTC disebabkan kerusuhan perbankan yang mereda, sehingga investor cenderung menjauhi aset yang berisiko. Selain itu, imbal hasil dari treasury juga mulai mengalami kenaikan kembali.
Kepercayaan pada sektor perbankan dan keuangan lainnya mendorong masyararakat kembali pada sektor tersebut, mengingat mata uang kripto merupakan antithesis dari perbankan dan sistem keuangan global.
Edward Moya, analis senior forex menyatakan, “Pinjaman Fed ke bank terus mereda dan pendapatan belum mengungkapkan tekanan besar apa pun dengan bank-bank awal yang telah dilaporkan. Yang juga meredam daya tarik kripto adalah lonjakan di belakang imbal hasil Treasury, yang meredam daya tarik sebagian besar aset berisiko.”
Moya mencatat laba kuartal perusahaan bank Amerika juga mengalami kenaikan, seperti Wells Fargo dan Citi Group. Uniknya, di tengah kenaikan suku bunga, fokus investor saat ini lebih pada profitabilitas dibanding solvabilitas.
Ethereum, crypto terbesar kedua belum terlihat banyak efek buruk dari peningkatan Ethereum Shanghai. Baru-baru ini, langkah terakhir dalam transformasi platform blockchain ETH yaitu mentransformasi proof-of-work menjadi protokol proof-of-stake yang lebih hemat energi.
Kenaikan inflasi AS memungkinkannya untuk terus meningkatkan suku bunga. Moya melanjutkan, “Bitcoin sepertinya akan berkonsolidasi, mungkin menetap di kisaran baru antara wilayah $26.500 dan $31.000,” tulisnya.