Bank Indonesia (BI) optimistis momok seram berupa inflasi di Indonesia akan kembali sesuai dengan target sasaran 3% plus minus 1% lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, tekanan terhadap inflasi terus menurun, mendukung stabilitas perekonomian. Di mana inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan mencapai 0,18%, lebih rendah dari pola historisnya di periode awal Ramadhan.
Adapun secara tahunan, IHK turun dari sebelumnya 5,47% menjadi 4,97% pada Maret 2023.
“Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok inti, baik itu volatile food, administered price, dan inflasi inti pada Maret 2023 turun dari 3,09% (year on year/yoy) menjadi 2,94% (yoy),” jelas Perry dalam konferensi pers, Selasa (18/4/2023).
Sementara itu, volatile food turun dari 7,62% (yoy) pada Februari 2023 menjadi 5,93% (yoy) pada Maret 2023. Tekanan inflasi yang terus menurun, kata Perry dipengaruhi dampak positif moneter Indonesia yang preventif dan forward looking, serta sinergi erat pusat dan daerah lewat Tim Pengendali Inflasi Pemerintah Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Pemerintah Daerah (TPID).
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi inti akan menjadi 3% plus minus 1% di sisa 2023. IHK dapat kembali 3% plus minus 1% lebih awal dari perkiraan sebelumnya,” jelas Perry.
“BI akan terus memperkuat dalam pengendalian inflasi,” kata Perry lagi.