Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, respon bank sentral di Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam memitigasi kasus perbankan di AS dan Eropa mengakibatkan ketidakpastian pasar keuangan global.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Selasa (18/4/2023).
“Respon bank sentral AS dan Eropa bersama otoritas dalam rangka mitigasi kasus perbankan di AS dan Eropa berdampak pada berkurangnya ketidakpastian pasar global,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini sejumlah bank besar asal AS dan Eropa tengah mengalami krisis besar. Para regulator sedang berupaya untuk memperbaikinya.
Setidaknya ada lima bank besar di AS dan Eropa yang tengah diterpa krisis, yakni Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, Silvergate Bank, First Republic Bank, serta bank di Eropa seperti Credit Suisse yang juga turut diterpa krisis, yang mengancam pada kejatuhan bank legendaris tersebut.
Di sisi lain, hal tersebut, kata Perry mendorong aliran modal asing dan penguatan nilai tukar rupiah di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang naiknya domestik dan kinerja ekspor.
Disamping itu konsumsi swasta naik yang kuat seiring meningkatnya daya beli dan penurunan inflasi, serta kegiatan investasi berlanjut terutama non bangunan, ekspor non migas Indonesia juga tumbuh positif.