Pemerintah China tengah mencoba memperlambat penurunan demografisnya. Salah satu upaya yang sedang dipertimbangkan melegalkan pendaftaran anak oleh perempuan tak menikah.
Hal ini sudah diterapkan di Chengdu Ibu Kota Provinsi Sichuan Barat Daya, yang mana aturan itu mau diterapkan secara nasional. Untuk mengatasi rekor tingkat kelahiran rendah.
Perubahan itu membuat perempuan belum menikah dapat mengambil cuti hamil berbayar dan menerima subsidi anak yang sebelumnya hanya untuk pasangan menikah. Selain itu perempuan belum menikah namun sudah memiliki anak itu bisa mengakses perawatan kesuburan in – vitro (IVF) secara legal di klinik swasta.
Seperti Wanita bercerai yang tinggal di Chengdu Chen Luojin (33), sudah melakukan pendaftaran anak yang masih di kandungannya selama 10 bulan itu.
“Menjadi orang tua tunggal bukan untuk semua orang, tapi saya senang dengan keputusan itu,” kata Chen, mengutip CNBC International, Sabtu (29/4/2023).
“Sama halnya menikah atau tidak adalah keputusan masing-masing individu. kami telah meliberalisasi kebijakan di sini dan saya tahun banyak wanita lajang yang melakukan IVF,” tambahnya.
Penurunan populasi di China sudah terjadi dari enam dekade terakhir. Penasehat politik pemerintah mengusulkan pada Maret bahwa wanita lajang dan belum menikah harus memiliki akses ke pembekuan sel telur dan perawatan IVF, serta layanan lainnya.
Meski para pemimpin China belum berkomentar secara terbuka tentang rekomendasi itu.
Dengan adanya aturan itu, maka juga akan meningkatkan permintaan untuk perawatan kesuburan di tempat yang sudah menjadi pasar terbesar dunia. Beberapa investor juga melihat peluang ini bisa berkembang ke depan.
“Jika China mengubah kebijakan mereka untuk mengizinkan wanita lajang memiliki anak ini dapat mengakibatkan peningkatan IVF,” kata Direktur Pengembangan Bisnis untuk Asia Pasifik di INVO Bioscience, Yve Lyppens.
Meski begitu Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) tidak menanggapi permintaan komentar tentang liberalisasi akses IVF. Padahal sebelumnya sudah mengakui bahwa banyak wanita muda menunda untuk menikah dan memiliki anak karena biaya pendidikan dan membesarkan anak yang tinggi.