Arab Saudi Bangun Kabah Baru, Benarkah?
Pada 2023 lalu, Arab Saudi menjadi salah satu negara yang disorot dunia. Namun, sorotan tersebut tidak hanya terkait politik luar negeri, tetapi juga kebijakan dalam negeri.
Demi mewujudkan Visi Saudi 2030 yang diteken oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), Negara Minyak itu melakukan sejumlah proyek besar untuk mendorong kegiatan ekonomi dan pariwisata sehingga Riyadh bisa memiliki pemasukan baru selain dari sektor minyak dan gas bumi (migas).
NEOM dan Ad Diriyah adalah sejumlah proyek yang dicanangkan untuk mewujudkan Visi Saudi 2030. Namun, https://totolive.monster/ proyek yang menjadi sorotan utama masyarakat dunia adalah The Mukaab, yakni bangunan yang akan mencakup menara di atas landasan spiral.
Menurut laporan, bangunan berbentuk kubus setinggi 400 meter, lebar 400 meter, dan panjang 400 meter ini akan menampilkan luas lantai 2 juta meter persegi yang bakal menjadi tujuan perhotelan premium, termasuk atraksi ritel, budaya dan wisata.
Selain itu, terdapat pula unit perumahan dan hotel, ruang komersial, dan rekreasi. Proyek ini diharapkan mampu menggaet wisatawan mancanegara (wisman) dan mendatangkan 180 miliar Saudi Real ke PDB non minyak kerajaan selain menciptakan 334.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung ke warga.
“Salah satu yang menarik dari pengembangan ini adalah struktur Mukaab, yang digambarkan sebagai tujuan imersif pertama di dunia yang menawarkan pengalaman yang diciptakan oleh teknologi digital dan virtual dengan holografi terbaru,” tulis Business Traveler, dikutip Sabtu (6/1/2024).
“Bentuk kubik Mukaab akan terinspirasi oleh gaya arsitektur Najdi modern, yang juga digunakan dalam pengembangan proyek giga Diriyah di Riyadh,” tambahnya mengutip proyek lain senilai US$63,2 miliar atau sekitar Rp979,8 triliun (asumsi kurs Rp15.503/US$) dan terkait situs Warisan Dunia UNESCO di Distrik At-Turaif di negara itu.
Benarkah The Mukaab adalah Ka’bah Baru?
Meski terbilang besar, proyek ini banyak mengundang kontra para warganet di media sosial. Salah satunya karena dinilai mirip dengan bangunan suci umat Islam, Ka’bah. Ka’bah terletak di tengah Masjidil Haram di Mekkah dan dikelilingi selama ibadah haji dan umrah.
“Membangun Ka’bah baru yang secara eksklusif ditujukan untuk kapitalisme agak terlalu sulit,” kata reporter Intercept Murtaza Hussain.
“Tampaknya (putra mahkota) sedang membangun Ka’bahnya. Apakah dia akan menegakkannya sebagai kiblat baru bagi para jamaah?” cuit akademisi Asad Abu Khalil.
Meskipun demikian, ada pula yang menyamakannya dengan Borg Cube. Ini adalah sejenis pesawat ruang angkasa dari franchise Star Trek.
“Selamat kepada perusahaan konsultan yang tidak bermoral mana pun yang akan meraup banyak uang tahun depan karena melempar Saudi ke The Tesseract,” cuit jurnalis kontra lainnya, Gregg Carlstrom, mengacu pada struktur kubus yang muncul di Marvel Cinematic Universe.
Tak selalu yang kubus itu Ka’bah
Menurut salah satu wartawan senior Saudi, Faisal J Abbas, bentuk bangunan yang mirip Ka’bah bukan berarti bangunan itu membentuk replika tempat suci umat Islam itu. Bahkan, ia mencontohkan bangunan Apple Store di New York yang bentuk kubus, tapi tak selalu diasosiasikan pada Ka’bah.
“Pertama-tama, Islam tidak memonopoli barang-barang berbentuk kubus. Nyatanya, saya cukup yakin pencipta Star Trek tidak benar-benar memikirkan Mekkah ketika mereka merancang Borg Cube, demikian pula penemu Hungaria Erno Rubik ketika ia menciptakan teka-teki 3-D terkenalnya,” papar jurnalis yang sekarang Editor senior di Arab News itu.
“Kedua, dan yang lebih penting, untuk berpikir bahwa niat seperti itu adalah inspirasi untuk desain tengara ini sangat menggelikan.”
Proyek raksasa lainnya
Sejauh ini, NEOM menjadi proyek terbesar dalam Visi Saudi 2030. Proyek ini dirancang sebagai kota pintar futuristik yang akan didukung oleh energi bersih dan tidak memiliki mobil atau emisi karbon. NEOM memiliki berbagai daya tarik di dalam wilayahnya.
Proyek giga senilai US$500 miliar atau sekitar Rp7.751 triliun ini akan diperlakukan sebagai negara di dalam negara. Nantinya, NEOM akan memiliki zona ekonomi dan otoritasnya sendiri sehingga terpisah dari aturan yang mengatur wilayah kerajaan lainnya.
“Orang yang tinggal di sana tidak akan disebut sebagai orang Saudi tetapi akan disebut dengan sebutan ‘Neomians’, dan pembangunan tersebut direncanakan untuk memiliki jutaan penduduk pada tahun 2030,” ugkap kepala proyek pariwisata, Andrew McEvoy.
Ada rencana untuk membangun jaringan bandara di NEOM yang akan dijadikan hub internasional. Yang pertama, bernama Bandara Neom Bay di wilayah utara Sharma, telah dibuka dan digunakan oleh investor dan karyawan di lokasi.
Kemitraan senilai US$5 miliar atau sekitar Rp77,51 triliun dengan Acwa Power dan Air Products di Amerika Serikat (AS) ditandatangani untuk mengembangkan pabrik hidrogen hijau dan amonia hijau terbesar di dunia, yang dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2025.
Selain itu, di dalam NEOM akan ada proyek kaca raksasa yang terdiri dari gedung pencakar langit sepanjang 170 km dengan lebar 200 meter dan tinggi lebih dari 300 meter. Proyek yang dinamakan The Line itu nantinya dapat menyediakan rumah bagi sembilan juta orang.
Struktur akan dihubungkan dengan jalan setapak dan kereta berkecepatan tinggi akan berjalan di bawahnya. Seluruh 170 km akan bebas dari mobil dan jalanan, dengan kota yang sepenuhnya netral karbon.
MBS pernah mengatakan The Line akan ‘mewujudkan bagaimana komunitas perkotaan di masa depan.’
“Gagasan untuk melapisi fungsi kota secara vertikal, memberikan kemungkinan bagi orang untuk bergerak secara mulus dalam tiga dimensi untuk mengaksesnya, adalah sebuah konsep yang disebut sebagai Zero Gravity Urbanism,” katanya.