Perang terancam pecah di Asia. Ini tak lain karena panasnya China dan Taiwan.
Sejak akhir pekan, China menerjunkan militernya untuk melakukan latihan “barikade” dan “tembak langsung” Taipe. Meski China mengumumkan menghentikan latihan kemarin, puluhan kapal perang dan jet tempur masih wara-wiri di Selat Taiwan.
Di sisi lain, militer Amerika Serikat (AS) juga meluncur ke Asia, tepatnya di Laut China Selatan (LCS) yang diklaim 90% oleh Beijing. AS, yang merupakan pendukung Taiwan, kini melakukan latihan militer besar-besaran di perairan itu mulai Selasa (11/4/2023).
Latihan dilakukan dengan sekutu AS di ASEAN, Filipina. Manila diketahui juga bermasalah dengan China soal LCS.
Dalam keterangannya, mengutip AFP, militer Filipina menyebut hal ini terkait upaya melindungi wilayah kedaulatannya. “Kami akan merebut kembali sebuah pulau yang telah diambil dari kami,” kata juru bicara latihan Filipina Kolonel Michael Logico kepada wartawan setelah upacara pembukaan di sebuah kamp militer di Manila.
Diketahui, hampir 18.000 tentara mengambil bagian. Jumlah ini terdiri dari sekitar 12.200 tentara Amerika, 5.400 Filipina.
Tetangga RI lain, yakni Australia, juga mengirim 100 tentara. Latihan ini akan berlangsung selama dua minggu.
“Gelaran ini untuk pertama kalinya akan mencakup latihan tembakan langsung di LCS, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing,” tulis AFP lagi.
Latihan militer yang disebut Balikatan itu juga akan mencakup pendaratan helikopter militer di sebuah pulau Filipina di ujung utara pulau utama Luzon,dan merebut kembali pulau lain dengan pasukan amfibi. Lokasi hampir 300 kilometer (180 mil) dari Taiwan.
Sebagai bagian dari latihan, pasukan akan melakukan pendaratan amfibi di pulau barat Palawan. Ini adalah daratan terdekat Filipina ke Kepulauan Spratly, di mana Beijing dan Manila sama-sama mengklaim wilayah tersebut.
Di laman yang sama, disebutkan pula bahwa Amerika akan menggunakan rudal Patriot dan sistem roket presisi HIMARS. Patriot dikenal sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia sementara HIMARS telah membantu pasukan Ukraina melawan penjajah Rusia.
Ini akan menjadi pertama kalinya latihan diadakan di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr. Sebelumnya hubungan Filipina dan AS renggang saat Rodrigo Duterte menjadi presiden.
Dalam beberapa bulan terakhir, Manila dan Washington telah sepakat untuk memulai kembali patroli maritim bersama di LCS. Termasuk mencapai kesepakatan untuk memperluas jejak pasukan AS di Filipina, yang membuat marah China.